Upaya pencegahan terhadap penyebaran virus covid-19 gencar dilakukan. Pasalnya, virus asal China ini terus bermutasi dan berkembang. Mengharuskan masyarakat untuk tetap menjaga imunitas tubuh dan mematuhi protokol kesehatan. Apalagi akhir-akhir ini dunia dikenalkan dengan varian baru yang merupakan turunan dari virus covid-19 yaitu Omicorn.
Sebagai langkah menangani wabah ini, Pemerintah menganjurkan agar masyarakat bersedia mengikuti program vaksinasi. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui menjaga daya tahan tubuh mereka.
Setelah berhasil dengan program pemberian vaksin masal kepada masyarakat baik dosis 1 ataupun dosis 2. Kini Pemerintah mengambil keputusan untuk memberikan vaksin dosis 3 atau booster.
Pelaksanaan vaksin booster di Desa Samberan dilaksanakan pada tanggal 21/01/2022. Adapun sasaran utamanya adalah petugas pelayanan publik seperti; perangkat desa, guru, tokoh agama. Selain itu, para lanjut usia (lansia) juga termasuk daftar prioritas. Dengan syarat tenggang waktu 6 bulan dari vaksin dosis 2.
Menurut Niken Ikawati S.Tr.Keb pemberian vaksin booster ini berbeda jenisnya dengan dosis 1 dan 2 lalu. "Dua kali dosis para sasaran ini mendapatkan layanan vaksin jenis sinovac. Sementara itu, pada vaksin booster ini kami suntikan pfizer".
Adapun efek samping dari vaksin jenis ini, diantaranya seperti nyeri pada bekas suntikan, lemas, kelelahan serta sakit kepala. Akan tetapi tidak semua peserta vaksin merasakannya. Ada yang hanya nyeri saja, ada pula yang merasakannya semua bahkan demam juga. Tergantung kondisi tubuh seseorang itu sendiri.
Masyarakat berharap pemberian vaksin booster ini adalah kegiatan vaksinasi yang terakhir, tidak ada lagi vaksin untuk dosis 4 dan seterusnya. Setuju dengan pendapat itu, Anton Subiyantoro (39) sebagai peserta vaksinasi juga melontarkan pendapat yang sama. Dirinya berharap cukup sampai dosis 3 saja, tidak ada dosis-dosis lanjutan.
By: kaula_muda